Pt Solid Gold Berjangka ~ Duet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) sejak 2014 terus melakukan reformasi subsidi, termasuk subsidi listrik. Subsidi diupayakan benar-benar tepat sasaran untuk orang-orang miskin. Mulai Januari 2017, subsidi untuk 18,7 juta pelanggan listrik rumah tangga (R-1) 900 VA dicabut karena dinilai tidak layak menerima subsidi. Hanya 4,1 juta pelanggan 900 VA saja yang dinilai layak disubsidi. Dengan adanya kebijakan ini, anggaran untuk subsidi terpangkas. Penghematan yang diperoleh dari pemangkasan subsidi dialihkan untuk program-program yang sifatnya produktif, misalnya infrastruktur. Harapannya, ekonomi bisa tumbuh lebih pesat dan meningkatkan kemakmuran rakyat. "Subsidi akan terus kita geser, Presiden ingin menggeser pengeluaran konsumtif menjadi produktif," kata Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Alihuddin Sitompul, dalam Seminar Akselerasi Indonesia Terang 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa (29/11/2016). Berdasarkan data Kementerian ESDM, subsidi listrik menurun hingga lebih dari 50% berkat kebijakan reformasi subsidi yang dilakukan pemerintahan sekarang. Pada 2012, kebutuhan subsidi listrik mencapai Rp 103,33 triliun. Pada 2013 sebesar Rp 101,21 triliun. Di 2014 sebesar Rp 99,3 triliun. Penurunan drastis mulai terjadi pada 2015, subsidi listrik tinggal 56,55 triliun. Lalu pada 2016, kebutuhan subsidi listrik adalah Rp 65,15 triliun. Kemudian pada 2017, kebutuhan subsidi listrik tinggal Rp 48,56 triliun, terpangkas lebih dari 50% dibanding besaran subsidi pada 2012-2014. (Pt Solid Gold Berjangka)
0 Comments
Leave a Reply. |
About AsArsip Artikel
July 2021
|