Solid Gold ~ Harga minyak menurun kembali pada hari Selasa (21/3) waktu Amerika Serikat (AS) seiring kecemasan investor akan menumpuknya persediaan minyak meski organisasi negara-negara pengekspor minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) berencana memperpanjang pembatasan produksi di semester II mendatang. Dikutip dari Reuters, pelemahan harga terjadi jelang perilisan laporan persediaan minyak AS. Menurut polling analis, kemungkinan akan terjadi penambahan stok minyak sebesar 2,8 juta barel pada pekan lalu. Jika hal itu terbukti, maka penambahan persediaan minyak ini akan menjadi yang kesepuluh kalinya dalam 11 pekan terakhir. Kendati demikian, investor masih menanti data persediaan minyak mingguan dari American Petroleum Association (API) dan Energy Information Administration (EIA). Akibatnya, harga Brent berjangka turun US$0,66 per barel ke angka US$50,96 per barel, di mana posisi ini merupakan yang terendah sejak pekan lalu. Sementara itu, harga West Texas Intermediate (WTI) turun US$0,88 per barel ke angka US$47,34 per barel yang merupakan angka terendah sejak bulan November silam. Sebelumnya, OPEC dan beberapa anggota non-OPEC sepakat akan memangkas produksi sebesar 1,8 juta barel per hari sepanjang semester I 2017. Namun, menurut riset Goldman Sachs, keputusan itu malah memicu kenaikan produksi minyak yang diprediksi tertinggi sepanjang sejarah. Pasalnya, produksi baru dan melimpahnya hasil minyak non-konvensional bisa menambah persedian minyak hingga jutaan barel per tahunnya. Sehingga, pasar bisa mengalami kelebihan persediaan (oversupply) dalam beberapa tahun ke depan. Sementara itu, riset Commerzbank mengatakan, kebijakan pemangkasan OPEC setidaknya diperlukan hingga kuartal keempat mendatang untuk mengurangi rekor persediaan minyak di negara-negara industri. (gen) BACA JUGASolid Gold ~ Manajemen Waktu
0 Comments
Leave a Reply. |
About AsArsip Artikel
July 2021
|